Hutan di kawasan pesisir pantai Kecamatan Sungai Apit seluas ribuan hektare, tepatnya di Desa Penyengat, Sungai Rawan dan Desa Rawa Mekar Jaya, sudah dikapling warga, untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit.
Padahal di kawasan tersebut merupakan kawasan yang sangat rawa dan rentan terhadap banjir. Jika hutan itu dialihfungsikan, maka tidak menutup kemungkinan, daerah tersebut akan mengalami bencana yang cukup dahsyat berupa banjir.
‘’Kita melihat warga di sana sudah tidak peduli dengan masa depan anak cucu mereka. Warga hanya mengambil keuntungan sesaat dan tidak memikirkan jangka panjang. Makanya kita sangat prihatin terhadap prilaku warga yang mengkapling hutan dan kemudian menjualnya ke orang luar,’’ tegas Ir Ajis, Ketua Panitia Pembentukan Kecamatan Pesisir kepada Riau Pos, Kamis (3/2) di Desa Sungai Rawa.
Ia mengaku, baru saja melihat kondisi ril di lapangan, di mana hutan yang ada di tiga desa tersebut sudah dijual secara besar-besaran oleh warga untuk dijadikan perkebunan. Terhadap rencana itu membuatnya khawatir dengan masa depan anak cucu yang ada di Kecamatan Pesisir nantinya. Karena saat ini saja, jika terjadi hujan, maka daerah itu kebanjiran dan ini belum lagi dengan air laut yang setiap saat bisa mengalami pasang besar.
Ajis mengajak masyarakat sadar dan prihatin dengan kondisi saat ini. Karena perjuangannya untuk mewujudkan Kecamatan Pesisir tidak lain agar warganya bisa bangkit dari keterpurukan ekonomi dan ketertinggalan infrastruktur. Karena pertimbangannya, jika seluruh lahan sudah dikuasai pihak luar, tentu nanti akan membuat masyarakat setempat menjadi susah.
‘’Kita bisa bayangkan nanti, warga kita yang akan membangun rumah tinggal dan membeli tanah dengan harga tinggi, tentunya tidak mampu. Pada akhirnya kita juga yang susah dan menjadi penonton di negeri sendiri,’’ ujarnya.
Ajis menilai, di daerah pesisir pantai Kecamatan Sungai Apit memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Apalagi saat ini di sepanjang pesisir pantai itu sudah berdiri pelabuhan besar milik PT RAPP. Bahkan saat ini Pemkab Siak juga sudah memikirkan untuk mengangkat perekonomian masyarakat dengan membangun Kawasan Industri Tangjung Buton (KITB).
Menurutnya, kalau kondisi ke depan tidak mampu dibaca, maka bagaimana masyarakat bisa menentukan masa depannya lebih baik dari sekarang. Bahkan yang akan terjadi kesengsaraan masyarakat itu nantinya bakal berkepanjangan, karena saat daerah mau berkembang, warga malah berlomba menjual hutan dan lahan mereka dengan harga cukup murah.(azf)
Riau Pos
Tidak ada komentar:
Posting Komentar